Rahasia Tuhan



Tak terasa sudah lima tahun Andre pergi merantau di ibukota dan tak pernah kembali ke kota kelahirannya, Sukabumi. Berawal ketika Andre lulus dari SMA Swasta dan mengikuti lomba festival band, yang mengantarkan dia dan rekan anggota bandnya masuk dalam dapur rekaman di Jakarta. Ya, memang sejak kecil dia sudah bercita-cita untuk menjadi seperti gitaris idolanya, Yngwie Malmsteen, yang bisa bermain fret dan tap dengan melodi dan petikan yang cepat dan mengagumkan. Sampai pada waktu dia menginjak kelas 6 SD, setelah Andre mendapatkan gitar dari pamannya, dia berlatih terus. Tiada hari tanpa henti petikan senar mengalun dari gitarnya. Hingga tambah hari, makin mahir dia bermain gitar yang menjadikan dia juara.

Sekarang, Andre telah menikmati hasil jerih payah atas usaha latihannya selama ini. Dia dan bandnya sering manggung di tempat-tempat maupun acara hiburan seperti Ancol, maupun di Pensi berbagai kampus dan sekolah. Meski dulu dia terlahir di desa, jauh dari pusat kota Sukabumi, dan kedua orangtuanya yang hanya bekerja sebagai penjual tahu yang tak menentu pendapatannya, tapi sekarang Andre sudah tak dapat diremehkan lagi. Gaji yang dia dapatkan sekali manggung, cukup untuk keperluan hidupnya selama satu minggu. Walaupun tidak tiap hari dia tak dapat job, tapi selalu ada saja tawaran manggung tiap minggunya. Hal ini juga yang membuat Andre lima tahun sudah tak kembali ke tempat kelahirannya, dan lupa akan sahabat karibnya semasa kecil, yang bernama Ira. Ira adalah gadis lugu dan baik hati, teman satu sekolah sejak TK sampai SMA dan juga teman bermain Andre, meski ada saja temannya yang mengira dia berpacaran dengan Andre. Dia juga yang sering memberikan motivasi dan semangat pada Andre agar tak pantang menyerah dalam menjalani hidupnya serta terus berjuang mendapatkan cita-cita yang diinginkannya.

“Setelah aku kelak menjadi gitaris dan band ternama, aku takkan melupakanmu.” itulah kalimat terakhir yang pernah diucapkan Andre sebelum pergi ke Jakarta. Kalimat itu juga yang masih terngiang di benak pikiran Ira. Sambil menatap ke luar jendela kamarnya, Ira masih terpaku dan terdiam serta memikirkan Andre yang berharap Andre segera pulang kembali ke daerahnya. Apalagi setelah dua tahun terakhir ini, Ira telah kehilangan contact dengan Andre. Padahal sudah berbagai cara dia menghubunginya lewat e-mail, facebook, dan teman bandnya. Tapi tetap saja tidak ada balasan. “Apa kamu udah lupa sama aku, ndre! Apa kamu udah gak ingat lagi sama aku?” seruan hati Ira terus bertanya lewat tetesan air mata yang tak kunjung berhenti.

Tangis tetesan rindu pada sahabat karibnya itu tak bisa dibendung lagi. Ira juga hanya mendapatkan info bahwa grup band Andre di Jakarta sudah terkenal dan banyak penggemarnya, itu juga yang membuat hati Ira ciut, jikalau Andre melupakannya karena banyaknya fans berat serta seperti kebiasaan anak band lainnya, kalau sudah berhasil bak kacang lupa akan kulitnya.

Di tengah kelamunannya, dari luar rumahnya terdengar ada yang memanggilnya. “Ira, Ira.. ada kabar yang ingin kusampaikan!!” teriak Evi yang melihat Ira termenung. Akhirnya Ira kembali sadar dari kelamunannya, sambil mengusap air matanya dengan sapu tangan yang digenggamnya, dia menjawab, “Apaan sih? Jangan bikin aku penasaran donk, katakan langsung!”. “Ini tentang Andre, lihat poster ini!” jawab Evi. Ira pun segera keluar dari kamar dan menemui Evi di beranda rumah. Sambil menunjukan posternya Evi berkata pada Ira, “Andre, grup band nya akan manggung di kota ini, mungkin ini bisa membuatmu bertemu haru dengannya!”. Ekspresi wajah Ira yang tadinya sedih seketika berubah menjadi tampak ceria dan sedikit tersenyum. “Apa yang kamu katakan itu benar, Vi?” tanya Ira lagi. “Ya makanya cermati dan lihat nih poster, coba baca!” jawab Evi. Sejenak setelah membaca poster itu Ira berteriak kegirangan. “Okay, asik! Thanks God!” seruan ucapan kegirangan Ira dengan melonjak-lonjak. Evi yang disamping Ira melihat tingkahnya sambil tersenyum melihat sahabatnya sudah tidak lagi cemberut sedih. Ya memang, yang dibaca oleh Ira di poster adalah tentang grup band Fuzzion, yaitu grup band Andre dan rekannya yang akan manggung seminggu lagi di alun-alun kota Sukabumi. Ira juga tak menyangka sebelumnya bahwa band Fuzzion akan memeriahkan kotanya.

Keesokan harinya, dengan buru-buru Ira pergi ke tempat penjualan tiket konser itu, jangan sampai ia kehabisan tiket pikirnya. Setelah Ira mendapat tiket, Ira melanjutkan untuk menyiapkan segala sesuatu mulai dari kado untuk Andre sampai apa yang dipakainya untuk acara konser. Ya, ia ingin tampil secantik dan semenarik mungkin dihadapan Andre.

Seminggu kemudian, acara konser di alun-alun akhirnya dimulai. Padatnya penonton dan gemuruh suara memekakan telinga. Konser ini diawali dengan pembukaan band dalam kota dulu. Ira yang sejak jam tiga siang datang ke tempat konser tak sabar menunggu Andre untuk segera menunjukan performance nya, meski acara baru dimulai jam enam sore. Tapi, memang itu yang sudah direncanakannya agar dia mendapat tempat terdepan, meski banyak penonton berdesakan dan ricuh. Tiga jam konser sudah berlangsung, tapi band Fuzzion belum juga muncul, akhirnya banyak penonton termasuk Ira yang mendesak event organizer agar segera menampilkan. “Para penonton, harap tenang,kita tunggu setengah jam lagi, dikarenakan band Fuzzion masih dalam perjalanan.” ujar seorang pengurus event menjelaskan. Setelah ditunggu, setengah jam akhirnya datang juga band yang ditunggu-tunggu. Dengan irama pop-rock, suara menggelegar dalam konser itu. Ira yang melihat Andre bersorak riang sambil memanggilnya. Andre sudah beda penampilannya dengan dulu, yang dulu rambutnya acak-acakan dan wajahnya yang kusam, kini terlihat sangat keren dan menakjubkan bagi Ira. Karena banyaknya penonton dan riuknya suara dan suasana, Andre pun tak mendengar teriakan Ira dan tetap konsentrasi pada petikan gitarnya. Akhirnya Ira pun berusaha menerobos untuk maju ke depan lagi. Tapi sia-sia saja karena didepannya banyak segerombolan laki-laki yang bertubuh besar hingga Ira tak bisa melangkah lebih dekat lagi.

Sejam sudah band Fuzzion menghibur penonton dan telah membawakan lagunya yang hits. Pada pertengahan lagu, tiba-tiba Andre jatuh dengan sendirinya sambil mengejang. Sontak saja semua penonton kaget histeris termasuk Ira. Tim PMR pun segera mengangkatnya dengan tandu untuk dibawa masuk ke mobil ambulance menuju ke UGD terdekat. Ira pun segera keluar dari kerumunan orang dan bergegas meuju ambulance. Ternyata ambulance yang membawa Andre telah cepat pergi ke UGD. “Pak, tadi gitaris Fuzzion dibawa ke UGD mana?” tanya Ira dengan panik dan kebingungan pada tim PMR. “UGD Rs.Permata dik,” jawab anggota PMR tersebut. Dengan terburu-buru Ira pergi ke Rs.Permata bersama Evi. Sesampai disana, segera Ira menuju masuk ke ruang UGD. “Andre, Andre..!” teriak Ira ketika mengetahui Andre telah dipasang alat bantu pernafasan (pacemaker), dan banyak obat bius di jarum suntik yang tertancap di tubuhnya. “Mohon adik harap tenang dan menunggu di luar, semuanya serahkan pada tim dokter.” perkataan tim medis yang mencoba menenangkan Ira. Akhirnya Ira keluar dari ruang UGD dan menunggu di luar. Tak henti-henti Ira terus meneteskan air mata dan mengucap doa untuk Andre agar lekas lepas dari masa kritisnya. Satu jam kemudian tim medis keluar dan memberitahu ke Ira bahwa Andre telah melewati masa kritisnya, tapi tetap selama sebulan ini dia harus tinggal di rumah sakit untuk perawatan masa sembuhnya.

Ternyata, Andre terkena penyakit kronis akibat dia mengkonsumsi narkoba dan obat terlarang lainnya. Memang kehidupan anak band sering kali terjerat kasus seperti ini. Sekarang Ira hanya bisa berharap dan berdoa agar Andre segera bebas dari pengaruh narkoba. Hingga pada doanya yang ditujukan kepada Sang Kuasa dia berseru, “Tuhan jikalau bisa gantikan kepadaku apa yang telah kau berikan pada Andre.”. Setelah seminggu perawatan barulah Ira diperbolehkan menjenguk Andre. Dengan haru tangis yang mendalam, Ira memeluk Andre yang terkapar lemas. Meski Andre tak bisa berbicara karena efek dari obat-obatan,tapi ia tetap dapat menulis. “Ini surat dari Andre yang ditulis untukmu sejam yang lalu sebelum kamu datang, bacalah mungkin ada yang disampaikannya padamu.” kata Dokter yang merawat Andre seraya memberikan sepucuk surat itu pada Ira. Ira pun membukanya dan membaca surat itu yang berisi permintaan maaf yang mendalam pada Ira karena sudah lama tak memberi kabar sekaligus meminta maaf karena dia telah terjerumus ke dalam pergaulan yang salah, yang menyebabkan dia begini sekarang. Ira pun kembali meneteskan air mata setelah membaca surat Andre.

Sebulan akhirnya, tiba saatnya Andre keluar dari rumah sakit dengan keadaan yang sehat dan bisa berbicara kembali. Andre pun ingin segera memberitahukannya pada Ira. Tapi sayangnya Tuhan berkehendak lain, tepat tiga hari sebelum Andre keluar dari rumah sakit, Ira telah dipanggil kembali menghadap pada yang empunya nafas kehidupan. Ya, Tuhan telah mengabulkan doa yang pernah dimohonkan oleh Ira. Andre yang sontak kaget mendengar kabar itu dari Evi, akhirnya menangis sedih dalam penyesalannya yang tak pernah menghiraukan Ira lagi semenjak ia menjadi terkenal, ia juga mohon ampun pada Tuhan atas kesalahan dan dosa yang telah ia perbuat selama ini.

Seminggu setelah kematian Ira, Andre memutuskan untuk keluar dan berhenti dari bandnya, dan kembali tinggal menetap di Sukabumi sebagai guru kesenian. Memang inilah rahasia Tuhan yang sering merubah alur cerita kehidupan, yang tidak akan bisa diterka sebelumnya.

-Selesai-


Karya: Amadeuz Ezrafel
Klik disini!

Ez Area

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selalu gunakan bahasa yg baik dan santun dalam berkomentar. Jika ada pertanyaan lainnya silahkan kirim via email info.ezrafel@gmail.com